PENGUJIAN
SUBSTANTIF TERHADAP EKUITAS PEMEGANG SAHAM
DESKRIPSI
MODAL SENDIRI (OWNERS EQUITY)
Modal sendiri adalah jumlah
komulatif kontribusi yang diberikan oleh pemilik kepada perusahaan sebagai
suatu entitas, ditambah dengan laba yang diperoleh perusahaan yang ditahan
didalam perusahaan.
Pengujian
substantive terhadap ekuitas pemegang saham adalah berbeda dengan pengujian
substantive terhadap aktiva lancer dan
utang lancer. Dalam pengujian substantive terhadap aktiva lancer dan utang
lancer, auditor menghadapi transaksi perubahan unsure neraca yang frekuensi
terjadinya tinggi dengan jumlah rupiah setiap transaksi relative kecil.
Sedangkan dalam pengujian substantive terhaap ekuitas ekuitas pemegang saham,
auditor menghadapi transaksi perubahan unsure neraca yang rendah frekuensi
terjadinya, tetapi melibatkan jumlah rupiah yang besar dalam setiap
transaksinya.
PRINSIP
AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN EKUITAS PEMEGANG SAHAM DI NERACA
Perlu diketahui lebih dahul
prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian ekuitas pemegang saham di
neraca sebagai berikut :
1.
Modal
saham. Penjelasan yang lengkap terhadap akun modal saham harus dibuat di neraca
yang dapat disajikan dalam bentuk catatan kaki atau sebagai catatan atas
laporan keuangan.
2.
Treasury
Stock. Treasury stock harus disajikan di neraca dalam kelompok modal saham.
3.
Saldo
laba. Perubahan saldo laba dalam tahun yang di audit dapat disajikan didalam laporan
tersendiri, disebut “laporan perubahan saldo laba” atau digabungkan dengan
laporan laba rugi.
TUJUAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Tujuan pengujian substantive
terhadap ekuitas pemegang saham diantaranya ialah :
1.
Memperoleh
keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan ekuitas
pemegang saham
2.
Membuktikan
bahwa saldo modal saham mencerminkan kepentingan pemegang saham yang ada pada
tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan
ekuitas pemegang saham selama tahun yang diaudit.
3.
Membuktikan
kelengkapan transaksi yang dicatat selamatahun yang diaudit dan kelengkapa
saldo ekuitas pemegang saham yangdisajikan dineraca
4.
Membuktikan
bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca merupakan klaim
pemilik terhadap aktiva entitas
5.
Membuktikan
kewajaran penilaian ekuitas pemegang saham yang dicantumkan dineraca
6.
Membuktikan
kewajaran penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham dineraca
Tujuan utama pengujian
substantive terhadap ekuitas pemegang saham adalah membuktikan bahwa saldo akun
modal saham dan akun penilaiannya yang dicantumkan di neraca mencerminkan saldo
akun modal saham, akun paid-in capital, akun treasury stock, akun saldo laba,
cadangan yang sesungguhnya pada tanggalneraca tersebut.
Untuk mencapai tujuan tersebut
dirancang pengujian substantive yang digolongkan kedalam lima kelompok : (1)
prosedur audit awal, (2) prosedur analitik, (3) pengujian terhadap transaksi
rinci, (4) pengujian terhadap saldo akun rinci, (5) verifikasi terhadap
penyajian dan pengungkapan.
Kelima kelompok pengujian
substantive tersebut ditujukan untuk memverifikasi lima asersi manajemen yang
terkadandung dalam akun modal dan akun penilainya :
·
Memperoleh keyakinan tentang
keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan ekuitas pemegang saham.
Sebelum auditor melakukan
pengujian mengenai kewajaran salo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan didalam
neraca, ia harus memperoleh keyakinan mengenaik ketelitian dan keandalan
catatan akuntansi yang mendukung formasi ekuitas pemegang saham yang disajikan
didalam neraca.
·
Membuktikan asersi keberadaan dan
keterjadian ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca.
Auditor membuktikan apakah saldo
modal saham mencerminkan kepentingan pemegang saham yang ada pada tanggal
neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan ekuitas
pemegang saham selama tahun yang diaudit. Untuk mencapai tujuan tersebut,
auditor melakukan berbagai pengujian substantive sebagai berikut :
a.
Pengujian
analitik
b.
Pemeriksaan
bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham.
c.
Pemeriksaan
pencatatan transaksi pengumuman dividend an pembayarannya
d.
Pelajari
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien, notulen rapat
pemegang saham dan dewan komisaris, dan kontrak underwriting dan persyaratan
emisi saham
e.
Konfirmasi
dari independent registrar dan transfer agent.
f.
Analisi
terhadap akun modal saham, treasury stock, saldo laba
g.
Pemeriksaan
terhadap sertifikat saham yang dibatalkan
·
Membuktikan asersi kelengkapan
ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca.
Untuk membuktikan bahwa ekuitas
pemegang saham yang dicantumkan di neraca mencakup semua kepentingan pemegang
saham terhadap aktiva entitas pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi
yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham dalam tahun yang diaudit, auditor
melakukan berbagai pengujian substantive berikut ini ;
a.
Pengujian
analitik
b.
Konfirmasi
dari independent registrar dan transfer agent
c.
Pemeriksaan
atas pertanggungjawaban nomor urut sertifikat saham
d.
Pemeriksaan
terhadap sertifikat saham yang dibatalkan
·
Membuktikan asersi klaim pemegang
saham atas aktiva entitas pada tanggal neraca.
Membuktikan klaim pemegang saham
atas aktiva entitas pada tanggal neraca, auditor melakukan pengujian
substantive sebagai berikut :
a.
Pemeriksaan
bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham
b.
Pemeriksaan
pencatatan transaksi pengumuman dividend an pembayarannya
c.
Pelajari
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien, notulen rapat
pemegang saham dan dewan komisaris, dan kontrak underwriting dan persyaratan
emisi saham
d.
Konfirmasi
dari independent registrar dan transfer agent
e.
Analisi
terhadap akun modal saham, treasyry stock, saldo laba
f.
Pemeriksaan
terhadap sertifikat saham yang dibatalkan
·
Membuktikan asersi penilaian
ekuitas pemegang saham yang dicantumkan dineraca
Seperti tersebut dalam prinsip
akuntansi berterima umum di Indonesia, akun modal saham paid-in capital,
treasury stock, saldo laba dan cadangan harus disajikan dalam neraca dengan
penjelasan tertentu sebagaimana diatur dalam prinsip akuntansi tersebut.
Auditor melakukan pengujian substantive sebagai berikut ;
a.
Prosedur
audit awal
b.
Pengujian
analitik
c.
Pelajari
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien, notulen rapat
pemegang saham dan dewan komisaris, dan kontrak underwriting dan persyaratan
emisi saham
·
Membuktikan asersi penyajian dan
pengungkapan ekuitas pemegang saham di neraca.
Penyajian dan penungkapan
unsure-unsur laporan keuangan harus didasarkan pada prinsip akuntansi berterima
umum di Indonesia. Satu-satunya pengujian substantive untuk membuktikan asersi
penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham di neraca adalah dengan
membandingkan penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham di neraca yang
di audit dengan prinsip akuntansi berterima umum melalui prosedur berikut ini :
a.
Pemeriksaan
atas pencatatan transaksi emisi saham untuk menentukan pemisahan jumlah modal
dengan paid- in capital
b.
Pemeriksaan
atas penyajian treasury stock
c.
Pemeriksaan
atas penyisihan saldo laba dalam tahun yang diaudit
d.
Pemeriksaan
atas penjelasan yang bersangkutan dengan unsure modal saham
PROGRAM
AUDIT DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Progam pengujian substantive
terhadap ekuitas pemegang saham berisi prosedur audit yang dirancang untuk
mencapai tujuan audit yang telah diuraikan sebelumnya. Prosedur audit
dikalsifikasikan menjadi beberapa golongan yakni :
1. Prosedur
Audit Awal
Sebelum membuktikan apakah saldo
ekuitas pemegang saham yang dicantumkan oleh klien di dalam neracanya sesuai
dengan ekuitas pemegang saham yang benar-benar ada pada tangga; neraca, auditor
melakukan rekonsiliasi antara informasi ekuitas pemegang saham yang dicantumkan
di dalam neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya.auditor melakukan prosedur
audit awal awal yang terdiri dari 6 prosedur audit berikut ini :
a.
Usut
saldo ekuitas pemegang saham yang tercantum dineraca ke saldo akun ekuitas
pemegang saham yang bersangkutan dalam buku besar
b.
Hitung
kembali saldo akun ekuitas pemegang saham di dalam buku besar
c.
Lakukan
review terhadap mutasi luar biasa dalam jummlah dan sumber posting dalam akun
ekuitas pemegang saham
d.
Usut
saldo awal akun ekuitas pemegang saham ke kertas kerja tahun yang lalu
e.
Usut
posting pengkreditan dan pengdebitan akun ekuitas pemegang saham ke dalam
jurnal yang bersangkutan
f.
Lakukan
rekonsiliasi akun control modal saham dalam buku besar ke buku pembantu
pemegang saham dan buku sertifikat saham
Usut
saldo ekuitas pemegang saham yang tercantum didalam neraca saldo ke akun
ekuitas pemegang saham yang bersangkutan didalam buku besar. Untuk memperoleh keyakinan bahwa
saldo ekuitas pemegang saham yang tercantum di dalam neraca didukung dengan
catatan akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran mekanisme pencatatannya, maka
saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di dalam neraca di usut kea kun
buku besar berikut ini :
Modal
saham :
merupakan akun yang digunakan untuk mencatat nilai nominal saham yang beredar
dan pengurangan saham yang beredar karena pelunasan saham dan transaksi treasury
stock.
Paid-in
capital :
merupakan akun yang digunakan untuk menampung kelebihan atau kekurangan setoran
pemegenag saham dari nilai nominal saham
Treasury
stock :
meruapakan akun yang digunakan untukmencatatn kos saham klien yang dibeli
kembali dan kos treasury stock yang dijual kembali
Saldo
laba : merupakan
akun yang digunakan mencatat laba dan rugi kegitan perusahaan dan adjustment
perhitungan rugi laba periode akuntansi yang lalu.
Cadangan
(reserve) :
merupakan akun yang digunakan untuk menyisihkan saldo laba untuk tujuan
tertentu.
Hitung
kembali saldo akun ekuitas pemegang saham di dalam buku besar. Untuk memperoleh keyakinan
mengenai ketelitian penghitungan saldo akun ekuitas pemegang saham, auditor
menghitung kembali saldo akun modal saham
Lakukan
review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun
ekuitas pemegang saham. Ketidakberesan
dalam transaksi emisi saham, pembelian treasury stock, pembagian dividen,
pembentukan cadangan dapat ditemukan melalui review atas mutasi luar biasa,
baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun modal saham, paid-in
capital, treasury stock, saldo laba, dan cadangan.
Usut
saldo awal akun ekuitas pemegang saham ke kertas kerja tahun yang lalu. Sebelum auditor melakukan
pengujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut akun ekuitas pemegang saham,
ia perlu memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal kedua akun-akun: modal
saham, paid-in capital, treasury stock, saldo laba, dan cadangan, untuk
mencapai tujuan ini, auditor melakukan penyusutan saldo awal akun-akunke kertas
kerja tahun yang lau.
Usut
posting pengkreditan dan pendebitan akun ekuitas pemegang saham ke dalam jurnal
yang bersangkutan. Pengkreditan
dan pengdebitan ke dalam akun modal saham dan paid-in capital diusut ke jurnal
penerimaan kas dan jurnal umum untuk memperoleh keyakinan bahwamutasi
penambahandan pengurangan akun modal saham dan paid-in capital berasal dari
jurnal-jurnal yang bersangkutan.
Lakukan
rekonsiliasi buku pembantu pemegang saham, buku sertifikat saham dengan akun
control modal saham di dalam buku besar. Akun control modal saham memperlihatkan total nilai
nominal saham yang beredar dikurangi, jika ada, treasury stock.
2. Prosedur
Analitik
Pada tahan awal pengujian
substantive terhadap ekuitas pemegang saham, pengujian analitik dimaksudkan
untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang
yang memerlukan audit lebih insentif. Untuk itu auditor melakukan perhitungan
berbagai ratio berikut ini :
ratio
|
formula
|
nilai buku saham biasa
|
ekuitas pemegang saham ÷ rerata jumlah saham biasa yang beredar
|
|
|
return on common stockholders' equity
|
laba bersih ÷ rerata jumlah saham biasa yang beredar
|
|
|
dividen payout
|
dividen kas ÷ laba bersih
|
|
|
laba per saham
|
laba bersih ÷ rerata timbangan jumlah saham beredar
|
|
|
Ratio yang telah dihitung
tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan auditor, misalnya ratio tahun
yang lalu, rerata ratio industry, atau ratio yang dianggarkan. Perbandingan ini
membantu auditor untuk mengungkapkan : (1) peristiwa atau transaksi yang tidak
biasa, (2) perubahan akuntansi, (3) perubahan usaha, (4) fluktuasi acak, atau
(5) salah uji.
3. Pengujian
Terhadap Transaksi Rinci
Pengujian terhadap transaksi
rinci ekuitas pemegang saham dilaksanakan oleh auditor melalui dua prosedur
audit berikut ini ;
a.
Periksa
bukti pendukung pencatatan kedalam akun modal saham, paid-in capital, tyreasury
stocl, saldo laba, dan cadangan.
b.
Periksa
catatan transaksi pengumuman dividend an pembayarannya
Usut
penerimaan kas dari emisi saham ke jurnal penerimaan kas dan rekening Koran
bank. Jika klien
tidak menunjukkan independent registrar untuk mengurus saham yang
dikeluarkannya, auditor harus mengusut penerimaan kas dari pengeluaran saham ke
dalam buku juenal penerimaan kas dan rekening Koran bank.
Periksa
pencatatan transaksi pengumuman dividend an pembayarannya. Prosedur pembayaran dividen dimulai
dengan otorisasi oleh direksi. Oleh karena itu, auditor harus mereview notulen
rapat direksi yang bersangkutan dengan pembagian dividen.
4. Pengujian
Terhadap Akun Rinci
Pengujian terhadap saldo rinci
akun ekuitas pemegang saham dilaksanakan oleh auditor melalui berbagai prosedur
audit berikut ini ;
a.
Pelajari
anggaran awal dan anggaran rumah tangga perusahaan klien
Auditor harus mempelajari
anggaran dasar dan anggarab rumah tangga perusahaan serta perusahaan yang
terjadi dalam tahun yang di audit.
b.
Pelajari
notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris.
Auditor juga harus mempelajari
notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris yang berisi keputusan mengenai
penambahan, pengurangan, pelunasan dan emisi saham, pembentukan cadangan,
tawaran pemberian saham kepada karyawan dan kebijakan pembagian dividen.
c.
Pelajari
kontrak underwriting dan persyaratan emisi saham.
Perusahaan yang go public,
menjual sahamnya melalui pasar modal, yang dikelolah oleh bapepam. Bapepam
menetapkan persyaratan dalam menjual sahamnya. Untuk mengetahuo apakah klien
mematuhi persyaratan tersebut, auditor harus mempelajari aturan-aturan yang
berlaku bagi perusahaan yang go public.
d.
Pelajari
notulen rapat dewan komisaris dan pemegang saham mengenai pembagian dividen.
Dalam memverifikasikan dividen
yang digabikan dalam tahun yang diaudit, auditor harus mempelajari notulen
rapat pemegang saham dan rapat dewan komisaris untuk memperoleh informasi
mengenai otorisasi pembagian dividen dalam tahun yang di audit.
e.
Pelajari
kontrak antara klien dengan independent registrar dan transfer agent.
Perusahaan yang sahamnya dijual
di pasar modal diharuskan menggunakan asa independent registrar untuk
melindungi pemegang saham dari pengeluaran saham yang melebihi jumlah yang
ditentukan atau kecurangan dalam pengeluaran sertifikat saham. Jika independent
resgitrar berkepentingan utnuk mengawasi jumlah maksimum lembar saham yang
beredar, maka transfer agent berkepentingan untuk menyelenggarakan catatn yang
memperlihatkan siap pemilik saham pada saat tertentu dan transfer hak pemilik
atas saham.
f.
Pelajari
surat perjanjian penarikan kredit dan bond indentures mengenai pasal yang
membatasi pembagian dividen
Dengan mempelajari surat
perjanjian penarikan kredit dan bond
indentures, auditor akan dapat melakukan penilaian mengenai kepatuhan klien
atas persyaratan perjanjian kredit tersebut.
g.
Lakukan
analisis terhadap akun modal saham
Dalam pemeriksaan pertama
kalinya, auditor berkepentingan untuk menilai kewajaran saldo awal akun modal
saham. Oleh karena itu auditor harus melakukan analisis modal saham sejak
perusahaan tersebut beridiri sampai dengan awal tahun yang di audit.
h.
Lakukan
analisi terhadap akun saldo laba
Auditor melakukan analisi
terhadap pendebitan dan pengkreditan akun saldo laba untuk mengetahui apakah semua transaksi yang menyangkut akun
tersebut telah diotorisasi oleh yang berwenang.
i.
Dapatkan
konfirmasi dari independent registrar dan transfers agent
Jika klien menunjukakn
indepentdent registrar dan transfer agent untuk mengurus transaksi yang
bersangkutan dengan saham yang dikeluarkannya, auditor harus mendapatkan
konfirmasi dari independent registrar dan transfer agent mengenai jumlah lembar
saham yang dikeluarkannya.
j.
Periksa
pertanggung jawaban nomor urut sertifikat saham
Jika klien tidak menggunakan jasa
independent registrar dan transfer agent auditor harus memeriksa
pertanggungjawaban sertifikat saham yang dikeluarkan oleh klien.
k.
Periksa
semua sertifikat saham yang dibatalkan pemakaiannya
Auditor harus mencatat nomor
sertifikat saham yang dibatalkan pemakaiannya dan memeriksa apakah klien telah
member tanda khusu sehingga menghindari penyalahgunaan setifikar yang sudah
dibatalkan tersebut.
l.
Selidiki
adjustment yang berasal dari tahun sebelumnya yang dicatat di dalam akun saldo
laba
Auditor harus menyelidiki
pendebitan dan pengkreditan akun saldo laba yang diberi keterangan sebagai
adjustment tahun sebelumnya untuk menentukan apakah klien telah mencatat sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
m.
Lakukan
analisi terhadap akun treasury stock.
Auditor harus membuat daftar
sertifikat saham sebagai treasury stock tersebut didalam suatu kertas kerja,
yang memperlihatkan nomor urut sertifikat dan jumlah lembar sertifikatnya.
5. Verifikasi
Penyajian Modal Sendiri di dalam Neraca
Periksa
pencatatan transaksi emisi saham untuk menentukan pemisahan jumlah modal saham
dengan paid-in capital.
Emisi saham harus dicatat dengan mengkredit akun modal saham sebesar nilai
nominalnya, sedangkan kelebihan ataua kekurangan jumlah kas atau nilai aktiva
lain yang diterima klien dari nilai nomilnal saham tersebut dicatat didalam
akun paid-in capital akun paid-in capital ini juga digunakan untuk mencatat
selisih antara kos saham yang dibeli kembali dengan nilai nominalnya jika
treasury stock dicatat pada nilai nominalnya. Dalam memeriksa penyajian modal
saham didalam neraca, auditor harus memastikan bahwa klien telah memisahkan
jumlah yang harus disajikan didalam akun paid-in capital dengan disajikan
didalam akun modal saham.
Periksa
penyajian treasury stock.
Menurut prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, treasury stock tidak
boleh disajikan sebagai unsure aktiva perusahaan, dan perusahaan tidak dapat
membagikan dividen untuk saham yang dimiliki oleh perusahaan sebagai treasury
stock. Auditor harus memastikan penyajian treasury stock klien sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum tersebut.
Periksaan
penyisihan saldo laba dalam tahun yang diaudit. Penyisihan saldo laba untuk
tujuan tertentu diatur di dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
perusahaan. Auditor berkewajiban untuk memeriksa apakah klien telah
melaksanakan penyisihan saldo laba sesuai dengan ketentuan di dalam anggaran
dasar dan anggaran perusahaan.
Perisksa
penjelasan yang bersangkutan dengan unsure ekuitas pemegang saham. Penyajian unsure ekuitas
pemegang saham harus sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum dan dengan
penjelasan yang cukup didalam laporan keuangan. Auditor harus memeriksa bahwa
klien telah mencantumkan pengungkapan yang cukup bagi unsure ekuitas pemegang
saham di dalam laporan keuangan.